Rabu, 17 September 2014

Teori Menegakkan Diagnosis

Interprestasi data dan informasi
Telah diketahui bahwa dalam akupunktur klasik dikenal empat cara pemeriksaan, sedangkan dalam akupunktur modern telah berkembang menjadi lima cara pemeriksaan, yaitu mengamati, mendengar, dan membau, mewawancarai, meraba serta mengukur. Untuk mengetahui mengenai apa dan bagaimana cara melakukan pemeriksaan terhadap pasien serta bagaimana data dan informasi akan diinterpretasikan, akan diuraikan sebagai berikut.

A. Mengamati
Mengamati adalah cara memperoleh data klinis dengan menggunakan indra penglihatan (mata) pemeriksa. Mengamati berbeda dengan observasi. Observasi sendiri adalah cara mengamati dengan intensitas lebih cermat dan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Obyek-obyek yang diamati sebagai berikut.
1. Mengamati ekspresi wajah
Ekspresi wajah merupakan salah satu manifestasi yang tampak, akibat aktivitas hidup, baik fisiologis maupun patologis. Secara umum dapat dikatakan bahwa, apabila pasien memperlihatkan semangat dan kesadaran yang baik akan mengekspresikan mata yang berbinar dan reaksi yang cepat. Pasien yang dapat diajak bekerjasama selama proses pemeriksaan, menunjukkan bahwa pasien tersebut dalam kondisi baik dan sehat. Pasien yang sedang sakit akan menunjukkan kurang bersemangat (bahkan tidak bersemangat), ekspresi wajah lain dari biasanya, pandangan mata kosong, malas bergerak, dan lain-lain.
Adanya perilaku yang tidak kooperatif atau mempersulit proses pemeriksaan, dapat menunjukkan bahwa pasien tersebut memang sedang menderita suatu penyakit serius. Warna wajah dapat menjadi merah, yang diartikan sebagai yang dan se atau pucat yang diartikan sebagai yin dan si.
Terdapat lima ekspresi wajah yang mempunyai nilai klinis yang berhubungan dengan fungsi organ
Ekspresi wajah
Organ
Kategori
Depresif/ marah
Gembira (excessive joy)
Obsesif
Sedih (grief)
Takut
LR
HT
SP
LU
KI
Yang
Yang
Peralihan
Yin
Yin

Gabungan dari penilaian terhadap semangat, sorot mata, dan ekspresi umum menunjukkan status sen (keadaan jiwa) orang sakit yang bersangkutan. Di samping itu, wajah merupakan lokasi yang dapat memanifestasikan keadaan fungsi organ cang sehingga wajah merupakan perta organ cang.

2. Mengamati keadaan tubuh
a. Bentuk tubuh
o Gemuk
Tubuh yang gemuk ditandai oleh bentuk skeletal (kerangka tulang) yang pendek, otot tebal sehingga seluruh badan terlihat pendek dan gemuk. Saat ini, telah diketahui bahwa bentuk tubuh mempunyai hubungan (korelasi) dengan perilaku dan predisposisi terhadap penyakit. Bentuk tubuh yang gemuk disebut endomorph. Umumnya, seseorang yang memiliki tubuh yang gemuk berperilaku ramah, suka bergaul, dan gemar makan. Penyakit yang berpotensi adalah penyakit organ dalam, antara lain KI, HT, LR, ST dan SP, pada umumnya berhubugan dengan penyakit-penaykit metabolisme makanan, misalnya rheumatism, diabetus mellitus, kolesterol, dan asam urat.
o Ahletis
Bentuk tubuh ini paling ideal karena konstitusi dan konstruksi skeletal dan otot-ototnya serasi. Bentuk atletis disebut juga mesomorph. Seseorang dengan bentuk tubuh ahletis, jarang mengidap suatu penyakit. Kalau terjangkit suatu penyakit pun, hanya penyakit yang ringan-ringan saja.
o Kurus
Bentuk tubuh seperti ini, ditandai dengan bentuk tulang yang panjang-panjang dan otot-otot tipis. Seseorang dengan bentuk tubuh kurus akan tampak ceking. Bentuk tubuh seperti ini disebut ektomorph, rawan terhadap penyakit-penyakit alat pernapasan dan tukak dalam alat pencernaan.

b. Gerak gerik
Seseorang yang sakit dapat memperlihatkan gerak-gerik yang lain dari biasanya. Gerak-gerik orang tersebut dapat menjadi kasar, gelisah, dan tidak sabaran. Keadaan seperti ini dinilai sebagai yang. Sebaliknya, apabila perilaku orang yang sakit menjadi lambat (berjalan lambat) maka reaksinya pun akan menjadi lambat dan malas. Keadaan seperti ini dinilai sebagai yin.

c. Posisi tubuh
Ketika duduk atau berbaring, seseorang yang sakit dapat merentangkan kaki dan tangannya, yang diartikan sebagai yang, panas, atau re. sebaliknya, apabila posisinya meringkuk, menyembunyikan kaki atau tangannya (bongkok udang) atau melipat kaki yang satu dengan kaki yang lainnya diartikan sebagai yin, dingin atau han.

d. Kulit
Pada saat mengamati kulit harus diperhatikan apakah terdapat perubahan warna kulit, misalnya menjadi merah, pucat, kekuningan, atau hitam. Setelah itu, dapat ditentukan di mana terjadinya perubahan warna itu sambil memperhatikan aspek-aspek yang lainnya (basah, kering, kasar atau halus). Selanjutnya dapat diinterpretasikan hasil pengamatan tersebut dengan mengacu kepada teori pergerakan lima unsure, misalnya merah (api panas), kuning (tanah, lembap), pucat (logam, kering), dan baasah (air, dingin). Menurut teori fenomena, organ kulit merupakan kesatuan kerja organ LU.

e. Keringat
Apabila jumlah sekresi keringat cukup banyak, berarti panas (yang). Sebaliknya, apabila tidak dapat berkeringat berarti dingin (yin). Harus diingat bahwa, ada kemungkinan seseorang dapat mengeluarkan keringat dingin. Hal ini menunjukkan terjadinya panas dalam (lihat teori penyebab penyakit). Perlu diketahui bahwa berkeringat menyangkut fungsi kesatuan kerja organ LU dan TE.

f. Mata
Apabila seseorang menunjukkan sorot mata yang sayu, pandangan kosong, dan pucat berarti yin. Sebaliknya dari kondisi tersebut, mata menunjukkan sifat-sifat yang. Menurut teori fenomena organ, mata termasuk ke dalam kesatuan kerja organ LR. Akan tetapi, sorot mata dapat memperlihatkan status sen.

g. Hidung
Hal-hal yang dapat diamati adalah beringus, pucat (yin, han) atau sebaliknya dapat berwarna merah (yang, re). hidung adalah kesatuan kerja dari organ LU.

h. Bibir
Keadaan bibir dapat merah, pecah-pecah, atau kering (yang, re), hitam-kebiruan (berkaitan dengan fungsi KI), atau dapat pula berwarna pucat (yin, han). Bibir termasuk kesatuan kerja dari SP dan ST.

i. Telinga
Daun telinga dapat menampakkan warna merah (yang, re) atau menjadi pucat (yin, han). Pengamatan telinga dapat difokuskan ke lokasi-lokasi titik tertentu karena organ telinga juga merupakan “peta organ” (Selanjutnya diuraikan dalam bab VIII, tentang Akupunktur Telinga). Pengamatan terhadap telinga harus dikonfirmasikan dengan pemeriksaan cara yang lainnya (rabaan dengan sonde dan wawancara). Telinga termasuk ke dalam kesatuan kerja organ KI.

j. Rambut
Sifat rambut seseorang dapat menunjukkan keadaan yang suram, kering, patah-patah, atau botak (yin). Akan tetapi, rambut pun dapat tumbuh secara berlebihan di beberapa bagian tubuh atau sebaliknya tidak tumbuh. Rambut mempunyai hubungan dengan kedewasaan kelamin, yang disebut sebagai secondary sexual sign. Hal ini berarti bahwa rambut mempunyai hubungan dengan status hormone (kelamin). Rambut termasuk ke dalam kesatuan kerja LU.

3. Mengamati lidah
Telah diuraikan sebelumnya bahwa, lidah adalah kesatuan kerja dari organ HT dan merupakan “peta” keadaan fungsi organ cang. Organ lidah terdiri dari otot lidah (tounge proper/TP) dan selaput lidah (tounge coating/TC)

a. Mengamati warna otot lidah
o Otot lidah berwarna pucat
Apabila otot lidah berwarna pucat menunjukkan adanya gejala defisiensi qi/si atau penyakit kategori dingin (han). Selain itu, ada kemungkinan akibat dari kekurangan darah (sie). Berdasarkan teori materi dasar dan cang fu diketahui bahwa, qi dan sie berhubungan dengan fungsi LU dan organ HT. Dilihat dari aspek penyebab penyakitnya, harus dipertimbangkan adanya FP berupa angina dingin yang telah merasuk ke dalam (internal wind)

o Otot lidah berwarna merah
Warna lidah yang normal adalah merah segar mendekati merah muda, bersih dan keasahan. Otot yang berubah menjadi merah menunjukkan sindrom panas dan ekses (se). berdasarkan analisis teori pergerakan lima unsure, perlu dipertimbangkan kemungkinan terjadinya pembendungan di dalam organ anak atau qi organ Ibu yang terlalu lemah sehingga terjadi hubungan contra sheng co cycle (menghina, menindas).

o Otot lidah berwarna merah tua
Otot lidah berwarna merah tua menunjukkan telah terjadinya serangan hebat oleh faktor panas sampai ke dalam organ. Selain itu, dapat dikatakan kondisi seperti ini sudah berlangsung cukup lama (kronis). Akibatnya, terjadi defisiensi yin atau faktor yin sudah sangat lelah sehingga kelihatannya terjadi ekses yang (panas). Keadaan seperti ini, kadang-kadang disebut yang palsu.

o Otot lidah berwarna keunguan/kehitaman
Warna keunguan/kehitaman kadang-kadang hanya berupa bintik-bintik yang terjadi di beberapa tempat dari lidah. Keadaan seperti ini dinilai sebagai adanya penyumbatan (stagnation) qi dan sie. Berdasarkan faktor penyebab penyakit, kemungkinan hal ini disebabkan oleh faktor dingin dari dalam. Keseimbangan qi didominasi oleh aspek yin.

b. Mengamati bentut otot lidah
o Otot lidah gemuk
Yang dimaksud dengan gemuk disini adalah keadaan yang lebih besar dari ukuran normalnya. Biasanya, disertai dengan warna pucat dan terdapat cetakan-cetakan gigi di bagian tepi lidah. Keadaan seperti ini, dinilai sebagai defisiensi qi bersamaan dengan menyusupnya faktor lembap dalam (internal phlegmon). Adakalanya, otot lidah gemuk tetapi berwanra merah tua, yang menunjukkan adalanya faktor panas dalam (internal heat).

o Otot lidah pecah-pecah
Kondisi otot lidah yang retak-retak dan pecah-pecah tidak beraturan, menunjukkan adanya faktor dingin dan kering dari dalam. Kering adalah unsure logam dan mulai dingin (yin). Keadaan yin seperti ini akan mempengaruhi organ anaknya menjadi yin pula. Organ unsure logam adalah LU. Jadi, organ anaknya adalah KI. Hukum ibu-anak menyatakan bahwa apabila ibunya lemah maka anaknya akan menjadi lemah pula. Kondisi lidah yang retak dan pecah-pecah dapat terjadi sejak lahir. Tentu saja, keadaan ini tidak dianggap sebagai indikasi atau sindrom suatu penyakit.

o Otot lidah bergerigi
Secara normal, tekstur lidah bergerigi disebut papillae lidah. Akan tetapi, keadaan yang normal dapat membesar (bengkak) atau mencuat seperti duri. Hal ini menunjukkan adanya pembendungan dan apabila disertai warna merah menunjukkan adanya FP oleh faktor panas dari dalam.

o Otot lidah kaku dan bergetar
Adakalanya pasien merasa sulit untuk menjulurkan dan menggerakkan lidahnya keluar karena kaku. Hal ini menunjukkan adanya FP oleh faktor panas dari dalam atau oleh adanya timbunan cairan yang bersifat panas (phlegmon heat). Berdasarkan teori pergerakan lima unsure, ada kemungkinan terjadi ekses di dalam organ kayu (LR) sehingga organ anaknya menjadi sangat kuat. Telah diketahui bahwa lidah adalah kesatuan kerja dari HT. Otot lidah yang bergetar (lidah secara normal menunjukkan gerakan) berarti ekses yang, tetapi ada kemungkinan juga ekses qi.

c. Mengamati selaput lidah (tongue coating)
o Selaput lidah putih
Selaput lidah dapat tebal atau tipis dan aspeknya dapat kering, lekat, atau basah. Wrna selaput lidah pun dapat berwarna putih. Selaput lidah yang normal adalah yang berwarna putih, tipis, dan bersih. Selaput lidah yang sangat putih dan tipis menunjukkan adanya FP oleh faktor angina dingin yang merasuk ke dalam organ.
Selaput lidah yang putih dan tebal dapat terjadi karena adanya pembendungan bahan makanan dalam alat pencernaan (indigestion). Umumnya, selaput lidah putih dan beraspek lekat menunjukkan adanya faktor lembap dingin (yin, dingin) sehingga cairan tubuh tertimbun di dalam. Selaput lidah putih kekuningan dan beraspek kering menunjukkan adanya faktor dari dalam.

o Selaput lidah kuning
Selaput lidah berwarna kuning dapat berkombinasi degnan aspek tipis/ tebal atau basah/kering. Selaput lidah kuning dan tipis adalah petunjuk adanya penyusupan angina panas, sedangkan selaput lidah berwarna kuning an tebal menunjukkan adanya konstipasi atau penumpukan bahan makanan di dalam lambung. Selaput kuning,t ebal, dan kotor menunjukkan adanya timbunan faktor lembap dan panas di dalam organ dalam atau adanya penyumbatan cairan lendir panas (phlegmon heat) di dalam organ SP. Selaput lidah yang kuning dan beraspek lembap menunjukkan penumpukan faktor panas dan lembap di dalam ST, SP dan SI yang bersifat yang sehingga yin terdesak.

o Selaput lidah berwarna hitam-keabuan
Selaput lidah berwarna hitam-keabuan dapat berkombinasi dengan aspek kering atau basah. Selaput lidah hitam-keabuan dan basah menunjukkan terjadinya timbunan faktor lembap dingin atau faktor angina dingin dalam (internal wind) yang berlebihan. Aspek yin dan han mendominasi keadaan.

o Selaput lidah mengelupas
Selaput lidah yang mengelupas dikenal sebagai geographic tounge. Apabila seluruh selaput lidah mengelupas, yang tertinggal adalah “cermin yang halus”. Keadaan ini dikenal sebagai glossy tounge (lidah yang licin). Kedua keadaan tersebut menunjukkan terjadinya krisis did lam tubuh karena penyakit yang berkepanjangan dan kronis yang mengakibatkan FAP menurun. Selain itu, aspek yang mengalami defisiensi hebat.
Di samping perubahan-perubahan di dalam otot lidah maupun selaput lidah seperti yang telah diuraikan di atas, perlu untuk diketahui bahwa lidah adalah kesatuan kerja HT dan bertanggung jawab kepada keadaan sen. Berdasarkan kondisi tersebut, seorang akupunkturis tidak seharusnya melupakan untuk mengevaluasi perilaku, semangat, dan keadaan jiwa seorang pasien.
Selain disebabkan oleh suatu penyakit, perubahan-perubahan yang terjadi di dalam otot lidah dan selaput lidah, dapat diakibatkan pula oleh reaksi fisiologis, misalnya selesai makan atau setelah minum air panas. Seseorang yang baru saja selesai makan, minum air jeruk, atau yang lainnya, dapat menyebabkan perubahan warna lidah. Orang yang banyak merokok, minum alcohol, dan the kental, kadang-kadang memperlihatkan selaput lidah kuning yang tebal.
Mengingat bahwa lidah merupakan “peta lidah”, hal yang harus kita antisipasi adalah melokalisir perubahan-perubahan yang mungkin terjadi, baik pada otot lidah maupun selaput lidah. Perlu diketahu bahwa peta lidah adalah presentasi dari organ cang.

B. Mendengar dan Membau
Mendengar dan membau adalah suatu cara menemukan data dan informasi dari orang yang sakit dengna menggunakan indra pendengaran (telinga) dan indera pembauan (hidung).

1. Mendengar

a. Mendengarkan suara dan cara berbicara pasien
Apabila seseorang berbicara lemah dengan tonasi suara rendah menunjukkan sindroma defisiensi, demikian pula sebaliknya, suara yang keras dengan tonasi tinggi dan kuat menunjukkan sindroma ekses. Selain itu, apabila seseorang selalu berbicara sendiri menunjukkan adanya kelainan di dalam sen (organ HT dan HC). Suara gagap memberi petunjuk adanya pembendungan cairan tubuh oleh serangan angina dan lembab di dalam meridian LU. Hal ini, disebabkan fungsi kesatuan kerja LU bertanggung jawab terhadap suara dan pengucapan kata-kata.

b. Mendengar suara pernapasan
Apabila pernapasan seorang pasien lemah, disertai dengan respirasi yang pendek, dapat mengakibatkan pasien tersebut mudah berkeringat walaupun hanya bergerak sedikit saja. Kondisi seperti ini dinilai sebagai defisiensi qi di dalam organ LU. Suara pernapasan yang kasar disertai sesak napas dan menimbulkan kesan adanya dahak menunjukkan sindrom timbunan cairan panas (phlegmn heat) atau adanya timbunan lendir lembab (phlegmn damp) di dalam kesatuan kerja LU.

c. Mendengar suara batuk
Batuk yang disertai suara serak dan kasar, diartikan sebagai adanya penyebaran faktor angina dingin ke dalam kesatuan kerja LU atau adanya timbunan lendir dingin (phelgmn cold). Batuk dengan suara yang nyaring menunjukkan adanya serangan angina panas (wind heat) atau adanya penumupkkan lendir panas (phlegmn heat) di dalam kesatuan kerja LU. Batuk kering dengan dahak yang sedikit disebabkan oleh serangan panas jahat yang sudah lama di dalam kesatuan kerja organ LU sehingga aspek yin terlalu lemah.

2. Membau
Ekskresi tubuh adalah bahan sisa setelah proses pertukaran zat di dalam sel-sel tubuh. Pada umumnya, barang sisa tersebut berbau sehingga keberadaannya di dalam tubuh dihindari, artinya harus dibuang. Ekskresi tubuh dapat berupa urine, feces, keringat, ingus, dahak, angina (napas, kentut), dan sebagainya, yang secara keseluruhan dapat menimbulkan bau. Bau ekskresi yang sangat menusuk dinilai sebagai adanya faktor panas di dalam tubuh dan tergolong ke dalam ekses, sedangkan bau yang hambar (insipid odour) menunjukkan sindroma dingin (defisien).
Dahak kental yang berbau busuk berarti terjadi timbunan lendir panas (phelgmn heat) di dalam kesatuan kerja LU. Dahak yang cair, jernih (terang), dan tidak berbau menunjukkan adanya timbunan lendir dingin (phlegmn cold).
Air seni yang berwarna kuning tua disertai bau pesing yang menusuk dinilai sebagai adanya lembap dan panas (damp heat) di dalam Ki atau BL. Produksi urine yang jernih, tidak berbau, dan banyak menunjukkan adanya faktor dingin di dalam KI atau BL dan dinilai adanya defisiensi di dalam Ki dan atau BL. Bau napas busuk menunjukkan adanya faktor panas dalam di dalam kesatuan kerja SP dan ST. bau badan (keringat) busuk terjadi karena adanya faktor panas (ekses) di dalam kesatuan kerja organ LU.

C. Mewawancarai
Bermacam data dan informasi pasien yang sangat penting untuk diketahui sangat banyak. Namun, data dan informasi tersebut tidak dapat diperoleh dengan cara-cara pemeriksaan yang telah diuraikan di atas, melainkan hanya dengan cara wawancara. Wawancara, terutama ditujukan untuk mengetahui fungsi organ cang fu secara koordinatif, dengan memakai nilai standar TBBD. Wawancara dibagi ke dalam kelompok-kelompok berikut.
1. Keluhan utama, keluhan tambahan, dan riwayat singkat penyakit, yang meliputi kapan penyakit tersebut mulai menyerang seseorang, keadaan sebelum sakit dan saat mengidap penyakit, sifat penyakit, apakah seorang pasien pernah mengidap penyakit tersebut atau belum? Dan perawatan seperti apa yang pernah diterima oleh pasien yang bersangkutan.
2. hal-hal khusus, yaitu menyangkut kebiasaan sehari-hari yang merupakan proses fisiologis, TBBD (sebagai nilai standar), meliputi kesukaan panas/ dingin (organ TE), keadaan keringat (organ TE, HT, dan LU), buang air besar (organ LI), buang air kecil (organ BL dan KI), napsu makan (organ ST dan SP), keadaan tidur (HT dan GV), kecenderungan menyukai rasa tertentu menurut teori pergerakan lima unsure (asam, pahit, manis, pedas, dan asin), rasa haus (organ TE, ST), sekitar fungsi reproduksi pria atau wanita (organ CV). Dalam pelaksanaan setiap wawancara, harus diperhatikan pula daya dengar (organ KI) dan daya tangkap (organ KI dan GV) seorang pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang telah diuraikan di atas, adalah pertanyaan-pertanyaan yang standar. Namun pada kenyataannya, pertanyaan tersebut dapat dikembangkan untuk mengkonfirmasikan dengan data dan informasi yang diperoleh dengan cara lainnya. Berikut adalah beberapa interpretasi data dan informasi dari hasil wawancara.

o Perasaan dingin dan demam
Rasa dingin yang bersamaan dengan demam, menunjukkan dimulainya serangan FP oleh faktor luar dan baru mengenai bagian luar tubuh saja, yang sedang dihadapi oleh wei-qi, (qi untuk pertahanan). Rasa dingin tanpa demam, kemungkinan disebabkan oleh FP dingin dari dalam karena di dalam tubuh terjadi yang si (aspek yang lemah). Hal ini, dapat juga disebabkan oleh FP dingin dari luar yang kuat sehingga secara langsung dapat merasuk ke dalam organ. Kemudian, organ yang sakit merefleksikan reaksinya sebagai rasa nyeri. Contohnya adalah timbulnya nyeri ulu hati (epigastric pain) yang disertai dengan mencret, berisi bahan makanan yang belum tercerna. Terdapat rasa demam yang timbulnya hanya sesaat saja, pasang-surut (hilang dan timbul kembali). Keadaan seperti ini disebut tidal fever. Kondisi seperti ini, disebabkan berkurangnya aspek yin. Rasa demam yang merayap kea rah pemukaan tubuh dari dalam, biasanya dikeluhkan oleh pasien, yang rasanya seprti tulang ditusuk-tusuk dari daralam. Keadaan seperti ini, disebut tidal fever originating from bones.
Demam menggigil yang terjadi bergantian dalam sehari, setiap dua hari, atau setiap tiga hari, ada kemungkinan bahwa orang tersebut mengidap penyakit malaria. Dalam kondisi seperti ini, perawatan yang harus dilakukan adalah kerjasama antara seorang akupunkturis dengan kedokteran barat yang dapat memberikan hasil yan baik.

o Berkeringat
Berkeringat merupakan reaksi terhadap FP oleh faktor angina panas, sedangkan keringat yang tidak dapat keluar adalah reaksi dari invasi angina dingin. Keringat dingin adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa keringat tersebut keluar dengan sendirinya meskipun dalam keadaan istirahat (misalnya tidur), dikenal sebagai automatic sweating. Berdasarkan aspek akupunktur, automatic sweating dinilai sebagai lemahnya aspek yang (yang si) dari wei-qi. Automatic sweating yang dikeluarkan pada waktu tidur dan berhenti ketika bangun, dikenal sebagai keringat malam (night sweating). Peristiwa seperti ini, diinterpretasikan sebagai defisiensi yin. Pada saat seseorang sakit, keringat akan dikeluarkan. Kondisi seperti ini, juga dinilai sebagai kurangnya aspek yang.

o Makan, minum, nafsu makan dan pengecapan
Demam yang disertai dengan rasa haus menunjukkan adanya faktor panas di dalam, sedangkan apabila seseorang tidak memiliki rasa haus menunjukkan adanya faktor lembap dan dingin (cold damp) di dalam. Apabila seseorang lebih menyukai makanan/minuman yang dingin disebabkan adanya faktor panas di dalam. Apabila nafsu makan hilang, disertai dengan adanya rasa hambar di dalam mulut serta rasa penuh di daerah ulu hati dan lambung menunjukkan defisiensi fungsi ST dan SP. Sendawa yang berbau busuk, muntah rasa asam, dan rasa tidak suka melihat makanan menunjukkan terjadinya timbunan dan penymbatan di dalam lambung (indigestion). Rasa manis dan lekat di dalam jmulut menunjukkan adanya lembap dan panas (damp-heat) di dalam organ ST dan SP (organ tanah). Sebaliknya, rasa asam di dalam mulut menunjukkan adanya hiperaktivitas (ekses) nsur api di dalam organ GB dan LR (organ kayu). Rasa mula dan menyukai rasa asam menunjukkan sesuatu sedang tumbuh (semi) di dalam tubuh (contohnya, pada wanita yang mulai hamilo atau mengidam).

o Buang air besar dan buang air kecil
Sembelit (konstipasi) dapat terjadi karena adanya faktor kering-dingin di dalam organ LI sehingga sulit buang air besar. Keadaan seperti ini, menunjukkan defisiensi qi di dalam organ LI. Biasanya, sembelit terjadi pada usia tua, kurang bergerak, dan kurang mengkomsumsi makanan yang mengandung serat kasar. Sembelit juga dapat terjadi pada perempuan yang baru melahirkan atau setelah menderita penyakit yang cukup lama sehinga menderita defisiensi qi dan materi dasar cairan tubuh.
Tinja yang bercampur dengan dara, lendir, atau nanah, terutama disebabkan oleh faktor lembap dan panas (damp heat) di dalam organ LI. Tinja lembek yang tercampur dengan bahan makanan yang belum dicerna menunjukkan defisiensi di dalam organ ST dan SP. Mencret yang terjadi pada pagi hari, juga berkaitan dengan defeisien di dalam organ SP dan KI.
Air seni dengan warna kuning tua menunjukkan adanya faktor panas di dalam, sedangkan air seni yang jernih dan banyak menunjukkan faktor dingin di dalam. Seseorang yang sering buang air kecil, dengan volume sedikitd an berwarna kuning tua, menunjukkan adnaya timbunan faktor lembap dan panas di alam organ BL dan KI. Sebaliknya, air seni yang berwarna jernih menunjukkan adanya faktor dingin di dalam organ BL dan KI. Apabila seseorang tidak bisa buang air kecil (retention urinariae), dapat disebabkan pula oleh adanya timbunan faktor lembap dan pans di dalam organ BL dan KI. Secara fisik, kemungkinan hal ini terjadi karena organ tersebut tersumbat oleh batu ginjal atau darah mati dalam saluran kencing (ureter) dan uretra.

o NyeriRasa nyeri dan lebih nyeri apabila ditekan berkaitan dengan keadaan ekses, yang disebabkan oleh FP panas luar atau stagnasi ching qi (qi di dalam meridian), pembendungan sie (haematome), stagnasi nanah ditambah sie (abses), parasit, indigestion, atau phlegmone. Rasa nyeri tersebut berkurang jika terjadi penekanan yang berkaitan dengan adanya defisiensi qi di dalam organ atau jarignan di daerah yang bersangkutan. Rasa nyeri yang berkurang oleh karena pemanasan (moksibasi), disebabkan oleh tertimbunnnya faktor dingin di daerah itu. Sebaliknya, apabila rasa nyeri berkurang karena proses pendinginan (kompres dingin), berarti ada timbunan panas di daerah itu. Rasa nyeri yang berjalan (berpindah-pindah) menunjukkan bahwa FP ada di dalam meridian dan mengikuti aliran ching qi (qi dalam meridian).
Rasa nyeri pada suatu tempat yang menetap disebabkan oleh sumbatan (stagnasi) qi dan atau sie di daerah itu. Biasanya, hal ini disebabkan oleh adanya sumbatan faktor lembap dan dingin (cold damp), misalnya nyeri kepala yang menetap (cephalgia). Rasa nyeri kepala yang terjadi secara perlahan-lahan, disertai dengan perasaan kepala yang kosong, kemudian timbul pandangan gelap proksimal di muka mata dan pandangna kabur, disebabkan oleh defisiensi qi., sie, dan inti dari aspek yin (the core of yin). Rasa nyeri kepala dapat dibedakan pula berdasarkan system meridian yang trayek alirannya melewati daerah kepala. Contohnya, nyeri kepala osipital (occipital headache) berhubungan dengan gangguan pada meridian SI dan meridian BL. Nyeri kepala sebelah (unilateral headache, migraine) disebabkan gangguan dalam meridian TE dan meridian GB. Nyeri kepala bagian dahi dan supraorbital (frontal and supraorbital headache) disebabkan gangguan dalam meridian LI dan meridian ST, sedangkan nyeri kepala tegak (vertical headache), letak gangguannya di dalam meridian HC dan meridian LR. Biasanya, nyeri di daerah atas diaphrahma menunjukkan gangguan di dalam organ HT dan LU, sedangkan letak gangguan nyeri epigastrik (epigastric pain) ada di dalam organ SP dan ST. nyeri pada daerah pinggang (lumbal) atau di sekeliling pusar (umbilicus) berarti ada gangguan di dalam organ Kid an meridian chung (meridian istimewa). Nyeri di bawah pusar dan lambung bagian bawah menunjukkan adanya gangguan di dalam KI, BL, LI dan atau SI. Nyeri di daerah rusuk (costal pain) dan hipokondria menunjukkan gangguan di dalam organ LR dan GB.

o Tidur
Adakalanya seseorang sangat sulit dan tidak bisa tidur atau tidak bisa tidur nyenyak, mudah bangun, dan sulit tidur kembali. Peristiwa seperti ini dikenal dengan insomnia. Biasanya, insomnia yang disertai dengan pusing dan HT yang berdebar menunjukkan kegagalan darah (sie) sebagai pembawa nutrisi dan oksigen ke seluruh sel-sel tubuh. Hal ini berarti bahwa adanya defisiensi di dalam organ HT (pengendali sen), LU (pengendali qi), dan SP (pengendali sie). Sulit tidur yang disertai dengan pikiran dan jiwa yang gelisah, disertai dengan mimpi-mimpi buruk menunjukkan adanya aktivitas yang berlebihan (ekses) dari unsure api di dalam organ api (HT dan HC). Susah tidur yang disertai dengan tidak nyamannya keadaan di dalam ST, misalnya oleh kekenyangan, akan mengacaukan qi di dalam ST sehingga mengakibatkan kegelisahan pikiran dan jiwa (hubungan co-cycle organ KI dan HT). Kedua organ tersebut akan mempengaruhi penampilan sen.
Rasa kantuk yang tidak tertahankan menunjukkan kelemahan atau kelelahan secara umum. Bila disertai dengan pusing diartikan sebagai adanya timbunan lendir lembap (phlegm damp) di dalam tubuh. Adakalanya, seseorang berada dalam keadaan setengah tidur dan disertai dengan kelelahan dalam berpikir (mental fatique) yang sifatnya umum. Keadaan ini menunjukkan defisiensi di dalam organ HT dan Ki. Kelelahan umum yang terjadi, seperti perasaan terbius yang disertai timbulnya panas, dapat memberikan gejala akan terjadinya koma (status comaticus). Hal ini disebabkan oleh faktor panas yang patologis menusuk sampai ke dalam organ cang fu. Kelelahan umum yang disertai dengan faktor panas yang menusuk, menimbulkan dahak yang kental di dalam alat pernapasan, serta memperlihatkan selaput lidah yang beraspek kuning, tebal, dan kotor menunjukkan adanya timbunan lendir lembap (phlegm damp) di dalam organ cang fu.

o Datang bulang (haid) dan keputihan
Seorang akupunkturis wajib menanyakan mengenai keadaan menstruasi (menstruation), kelainan di dalam alat reproduksi, dan keputihan (pasien wanita dewasa). Selain itu, untuk wanita yang pernah melahirkan perlu ditanyakan mengenai riwayat persalinan yang pernah dialaminya. Daur menstruasi yang pendek, disertai dengan pengeluaran darah yang banyak dan berwarna merah tua, ada hubungannya dengan sindroma ekses faktor panas. Daur menstruasi yang panjang, disertai dengan pengeluaran darah sedikit dan berwarna jernih (merah terang), digolongkan ke dalam sindroma dingin dan defisien.
Nyeri menjelang menstruasi di bagian bawah perut (abdomen) dan akan bertambah nyeri apabila ditekan, disertai dengan warna darah menstruasi yang gelap keunguan dan bergumpal-gumpal menunjukkan terjadinya penyumbatan qi dan sie. Nyeri di daerah perut bagian bawah setelah menstruasi, disertai dengan darah menstruasi yang berwarna merah terang dan jumlah sedikit termasuk ke dalam sindroma defisiensi sie.
Keputihan dengan sekresi putih encer (seperti air), sedikit berbau, disertai dengan rasa nyeri di daerah pinggul adalah gejala defisiensi di dalam organ SP dan KI serta adanya penimbunan faktor dingin di dalamnya. Keputihan dengan sekresi kental berwarna kuning dan bau yang menusuk menunjukkan adanya faktor lembap panas (damp heat), yang sedang mengalir ke bawah.
Apabila terjadi pendarahan vaginal yang tidak teratur setelah menstruasi berhenti (menopause), dengan sekresi vaginal berwarna kuning atau putih bercampur nanah dan atau darah, merupakan petunjuk terjadinya penyakit yang serius. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kelembaban yang menjadi racun di dalam rahim sendiri (autointoxication).

D. Meraba
Dengan cara meraba (palpasi), seorang akupunkturis akan memperoleh data dan informasi mengenai panas-dingin, keras-lembek (kosistensi), nyeri-tidak nyeri (sakit-tidak sakit) beserta lokasinya. Teknik perabaan dilakukan pada dua kelompok utama

1. Kelompok titik-titik tertentu
o Titik atau daerah keluhan
o Titik-titik waspada (alarm points) atau Mu-depan
o Titik-titik asosiasi (association) atau SU-belakang

Titik atau daerah keluhan ditemukan pada saat mewawancarai pasien karena pasien sendirilah yang dapat menunjukkan lokasi keluhannya tersebut dengan tepat. Setelah itu, pemeriksa dapat melakukan pengamatan dan rabaan lebih teliti pada titik atau daerah keluhan itu.
Titik waspada atau titik mu-depan (alarm points) adalah titik milik meridian tertentu yang letaknya setinggi organ yang bersangkutan dan dapat memberi gejala (response) jika organ tersebut mengalami kelainan.
Titik Su-belakang (association points) adalah titik dalam meridian BL di daerah punggung sampai pinggang yang letaknya pada tingkat yang sama dengan organ yang bersangkutan dan akan memberikan reaksi bila mendapat rangsangan. Akibatnya, titik-titik tersebut menjadi peka terhadap rangsangan (rabaan) apabial seseorang mengidap suatu penyakit. Oleh karena itu, dalam pemeriksaan dengan menggunakan cara rabaan, titik-titik tersebut harus mendapat perhatian yang khusus.
Pada gangguan organ LU akan diperoleh reaksi peka pada rabaan titik LU-1 (zhongfu) yaitu titik waspada dari LU dan seakan terdapat benjolan yang kecil yang teraba pada titik BL-13 (feishu), yaitu titik Su-belakang dari LU. Pada gangguan fungsi LR akan ditemukan reaksi peka pada titik LR-14 (qimen) dan pada titik BL-18 (ganshu). Pada keadaan nyeri lambung (gastralgia), ditemukan reaksi peka pada titik BL-21 (weishu), titik CV-12 (zhongwan), dan ST-36 (zusanli), sedangkan pada kasus radang usus buntu (apeendicitis), dapat terjadi peka rangsang pada titik lanwei (titik ekstra meridian). Dengan demikian, semua titik Mu-depan dan SU-belakang harus dilakukan pemeriksaan dengan cara rabaan yang sangat teliti.
Khusus untuk daerah lambung (abdomen), dapat dilakukan pula ketukan-ketukan (percussion) dan pijatan-pijatan kecil sebagai variasi dari pemeriksaan cara rabaan. Disamping itu, harus memperhatikan pula apakah terdapat ketegangan (tension) yang disertai dengan suara seperti air ditepuk atau terdapat fluktuasi (fluctuation). Kedua peristiwa yang telah diuraikan di atas, menunjukkan adanya timbunan cairan di dalam lambung. Rasa rabaan adanya massa yang keras dan susah digerakkan menunjukkan adanya timbunan makanan dan pembendungan sie di dalam organ ST. adanya massa yang lunak yang tidak dapat dilokalisasikan (karena lembek, seperti halnya balon karet yang diisi air), diartikan sebagai penyumbatan (stagnation) qi. Adapun, massa yang dapat diraba di bagian kiri abdomen yang disertai keluhan sukarnya buang air besar menunjukkan terjadinya sembelit (constipated). Variasi pemeriksaan dengan rabaan berupa ketukan (percussion) dapat dilakukan pula di daerah dada. Paru-paru yang berisi udara akan berbunyi nyaring bila diketuk. Jaringan paru-paru dengan tingkat kerusakan yang luas akan diganti oleh jaringan ikat dan apabila diektuk pada daerah thorax akan terdengar suara yang padat.
Rasa nyeri di sebelah kanan bawah abdomen menunjukkan adanya radang usus buntu (appendicitis). Berdasarkan aspek akupunktur, kondisi ini dinilai sebagai penyumbatan qi dan sie di dalam alat pencernaan.

2. Kelompok nadi radialis
o Nadi radialis kiri pada organ level cun-kuan-ce
o Nadi radialis kanan pada organ level cun-kuan-ce
o Secara umum, hasil rabaan nadi dinyatakan sebagai kuat-lemah, cepat-lambat, mengambang –tenggelam, dan dangkal-dalam.
Patokan yang digunakan untuk menentukan letak cun-kuan-ce adalah dengan meletakkan jari tengah di sebelah dalam tulang processus styloideus radii. Kemudian, jari telunjuk bagian distal, sedangkan jari manis di bagian proksimal maka ditemukanlah letak cun-kuan-ce itu.
Secara berturut-turut organ pada tingkat cun-kuan-ce tangan kiri adalah letak dari organ SI/HT, GB/LR, dan BL/KI, sedangkan pada tangan sebelah kanan dengan urutan level yang sama adalah letak organ LI/LU, ST/SP dan TE/HC. Setiap cun-kuan-ce dibagi menjadi bagian dalam (profundal) dan luar (superficial). Organ cang menempati bagia yang profundal, sedangkan organ fu menempati bagian superficial.
Cara meraba pulsa radialis adalah meletakkan tangan pasien di atas bantal kecil dengna telapak tangan ke arah atas. Tangan pasien tersebut harus berada dalam keadaan santai (relax). Dengan kondisi jari-jari tangan berlawanan dengna tangan pasien, pemeriksa mulai meletakkan jari-jarinya berurutan, seperti yang telah diuraikan di atas pada posisi masing-masing cun-kuan-ce. Untuk mendapatkan posisi organ fu, kit adapt melakukannya dengan tekanan yang ringan saja, sedangkan untuk menemukan posisi organ cang dapat dilakukan penekanan kea rah yang lebih dalam. Selanjutnya, kita dapat menentukan gambaran umum keadaan pulsa-pulsa tersebut, yaitu berdasarkan aspek kekuatan, keteraturan, kecepatan, kedalaman dan volumenya. Kemudian, organ demi organ kita teliti untuk aspek yang sama. Dengan cara membandingkan penemuan-penemuan semua pulsa-pulsa organ-organ cang fu, kita dapat mentapkan kondisi organ yang normal, defisien, dan ekses. Sebagai nilai standar adalah terjadinya 4-5 denyutan dalam setiap satu tariakn napas (respiration), irama yang teratur dan kekuatan yang wajar.
Untuk mengetahui interpreatsi keadaan pulsa, dapat melihat pada uraian berikut :
a) Pulsa yang dangkal (superficial pulse)
Superficial pulse adalah pulsa yang dapat diraba dengan meletakkan jari dengna tekanan ringan saja. Apabila tekanan diperkuat maka detakan akan terasa lebih lemah. Oleh karena itu pulsa demikian disebut pula pulsa yang dangkal. Pulsa yang dangkal dinterpretasikan sebagai awal terjadinya penyakit yang disebabkan oleh FP dari luar sehingga disebut sebagai sindroma luar. Akan tetapi, keadaan ini dapat terjadi pada penyakit yang sudah berjalan lama (chronic) sehingga keadaan pasien sudah lemah. Disinilah pentingnya wawancara untuk menetapkan adanya kemungkinan-kemungkinan di atas.
b) Pulsa yang dalam (deep pulse)
Pulsa baru dapat dirasakan dengan tekanan jari yangkuat. Keadaan ini digolongkan ke dalam sindrom dalam.
c) Pulsa yang lambat (slow pulse)
Pulsa lambat yaitu pulsa yang dirasakan lambat antara denyutan yang satu dengan denyutan berikutnya. Terjadinya pulsa ini sangat lama yaitu kurang dari empat denyutan pulsa setiap kali respirasi. Keadaan ini digolongkan ke dalam sindrom dingin.
d) Pulsa yang cepat (rapid pulse)
Pulsa yang cepat terjadi apabila waktu antara denyut nadi yang satu dengan denyut nadi berikutnya sangat cepat, yaitu lebih dari lima denyutan dalam setiap respirasi. Keadaan ini digolongkan ke dalam sindrom panas.
e) Pulsa tipe defisien (pulse of the si type)
Pulsa tipe defisien yaitu denyut nadi yang terasa lemah, tanpa kekuatan, dan akan hilang apabila tekanan rabaan diperkuat. Keadaan ini digolongkan ke dalam sindrom defisiensi umum (kedua aspek yin dan yang dalam keadaan defisien sekaligus).
f) Pulsa tipe ekses (pulse of the se type)
Pulsa tipe ekses terjadi apabial denyutan nadi terasa penuh, kuat hanya dengan rabaan ringan saja, bahkan dengan tekanan rabaan yang diperkuat denyutan masih dapat dirasakan. Keadaan demikian digolongkan ke dalam sindroma ekses.
g) Pulsa senar (wiry pulse)
Pulsa senar terjadi apabila denyutan nadi yang dirasakan tegang, seperti halnya sentilan senar gitar. Keadaan ini terjadi karena aspek yin melemah, yang berarti pula bahwa aspek Yang menjadi lebih kuat. Dalam prakteknya, pulsa senar sering terjadi pada keadaan Yang Se di dalam organ LR.
h) Pulsa bergelombang (rolling pulse)
Pulsa bergelombang terjadi apabila pulsa yang diraba terasa bergelombang kuat. Keadaan seperti ini, terjadi dalam tubuh yang mengadung materi cairan tubuh (body fluid) berlebihan atau orang yang sedang kekeyangan. Hal demikian, juga terjadi pada wanita yang sedang hamil. Keadaan ini dgolongkan ke dalam sindrom stagnasi. Pada wanita yang sedang hamil, keadaan ini dapat menunjukkan keadaan fisiologis yang normal.
i) Pulsa benang (thready pulse)
Pulsa benang adalah pulsa yang dirasakan halus, rata tetapi tegang, seperti merasakan benang yang direntangkan. Keadaan ini dinilai sebagai sindroma defisiensi qi dan sie.
j) Pulsa pendek (short pulse)
Pulsa pendek adalah pulsa dengan denyutan yang tidak seimbang, pendek-pendek tetapi kuat, irama denyutan tidak teratur kadang menghilang kemudian timbul lagi. Pulsa pendek kuat digolongkan ke dalam tipe ekses panas, cairan lendir berlebihan, penyumbatan qi dan sie, serta timbunan makanan di dalam tubuh. Pulsa pendek yang diikuti dengan pulsa pendek tipe defisiensi memberi tanda bahwa pasien akan kolep (collaps).
k) Pulsa tersendat (knotted pulse)
Pulsa tersendat adalah pulsa yang terasa lembut lemah diselingi dengan denyutan tidak teratur yang sekali-kali menghilang. Keadaan ini digolongkan ke dalam tipe dingin karena terdapatnya lendir dingin (cold phlegmn) dan sumbatan darah mati di dalam tubuh.
l) Pulsa tersendat beraturan (intermittent pulse)
Pulsa tersendat beraturan digambarkan sebagai denyutan lambat (jarang), yang kemudian diikuti dengan pulsa cepat tetapi terjadi dalam jarak (interval) yang teratur. Pulsa ini digolongkan ke dalam keadaan Yang Qi yang sedang menurun.

Pulsa pende, pulsa tersendat, dan pulsa tersendat teratur memiliki persamaan, yaitu keadaan masing-masing pulsa diikuti dengan menghilangnya denyutan pada saat-saat tertentu. Mengenai kualitas pulsa radialisnya sendiir sangat bervariasi tergantung keadaan individu masing-masing, misalnya bentuk fisik, kegiatan sehari-hari, pengaruh lingkungan dan gizi.
Hal-hal yang telah diuraikan di atas, jangan sampai dilupakan oleh seorang akupunkturis sebagai bahan untuk mengambil kesimpulan. Ada kemungkinan pulsa di dalam diri pasien yang sama akan diperoleh jenis kombinasi, misalnya pulsa halus dan tegang sekaligus. Apabila menghadapi hal seperti itu, kita harus memperhatikan pula kondisi umump asien yang bersangkutan. Ada kemungkinan, hal-hal yang berhubungan dengan pulsa paling sulit untuk dipahami dalam ilmu akupunktur. Akan tetapi, janganlah pulsa radialis didramatisasikan seolah-olah dengan pemeriksaan pulsa radialis saja cukup untuk menegakkan diagnosis. Pengalaman praktek yang cukup sangat diperlukan untuk memahami berbagai macam karakter pulsa, seperti yang telah diuraikan di atas sehingga kita dapat meninterpretasikan hasilnya.

E. Mengukur
Secara umum, pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang relevan dengan apa yang diukur, misalnya berat badan diukur dengan timbangan (kg), tinggi badan diukur dengan penggaris (cm), suhu badan diukur dengan thermometer (derajat Celcius), dan tekanan darah diukur dengan tensimeter.
Ilmu akupunktur telah mengadopsi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, khususnya di bidang elektronik, sedemikian rupa sehingga dalam ilmu akupunktur modern teknik pengukuran qi di dalam tubuh, yang merupakan teknik dan cara khas di dalam ilmu akupunktur telah dapat dilakukan.
Semua instrument (apparatus) elektronik disebut electro acupuncture apparatus (EAA), umumnya terdiri dari bagian yang berfungsi untuk mendiagnosis dan bagian untuk tindakan terapi. EAA yang dilengkapi dengan ammeter dapat digunakan untuk mencari titik akupunktur yang lebih akurat, sekaligus mengukur qi di dalam meridian yang bersangkutan. Hal ini dimungkinkan karena titik-titik akupunktur tersebut memiliki ciri khas tersendiri, yaitu mempunyai tahanan listrik yang rendah, daya hantar listrik lebih cepat, suhu lebih tinggi, serta konsentrasi persyarafan dan vaskularisasi yang lebih banyak.
Saat ini, telah dikembangkan berbagai metode untuk mengukur qi di dalam tubuh, antara lain metode Nakatani (Ryodoraku method), dadn metode Voll (Electroacupuncture according to Voll). Selanjutnya, hasil-hasil pengukuran dapat dianalisis dengan bantuan computer. Uraian lebih lanjut mengenai teknik pengukuran qi meridian akan diuraikan dalam Bab. VII

Menarik kesimpulan (diagnosis)
Setelah menganalisa semua data dan informasi yang telah dikumpulkan maka dapat disimpulkan ke dalam komponen-komponen diagnosis, misalnya dengan menggunakan pendekatan penggolongan sindrom berdasarkan delapan kategori. Selanjutnya akan ditegakkan diagnosis kerja sebagai berikut :
No Komponen Diagnosis Contoh
1 Keluhan Utama Nyeri kepala sebelah kanan
2 Kategori Yang, se, re, biao
3 Letak Kelainan Meridian GB
4 Penyebab Penyakit PPL, angin

Dengan demikian, tidak sebagaimana halnya dalam kedokteran konvensional, diagnosis dalam Akupunktur merupakan rangkaian kalimat panjang secara rinci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar